Apa yang terjadi di Olimpiade 1938?

Hitler datang di Stadion Olimpiade Berlin saat Owens dan Long tengah merebutkan medali emas di cabang lompat jauh – laga yang nanti jadi legendaris.

Sesudah pertempuran yang seru, Long menyamakan jarak paling jauh Owens 7,87m dengan usaha terakhir kalinya – beberapa fans tuan-rumah juga bersorak sorai.

Tetapi, Owens keluarkan kekuatan terbaik pada peristiwa paling krusial. Ia memberi respon dengan perolehan 7,94m – tempatnya juga melampaui lagi Long

Long tidak berhasil dalam loncatan terakhir kalinya, tapi performanya lumayan bagus untuk raih perak – sekalian medali lompat jauh Olimpiade pertama untuk Jerman.

Walau Owens telah terjaga mendapatkan emas, ia masih tetap membuat sejarah selanjutnya sesudah lompatan terakhir kalinya capai 8,06m. Rekor Olimpiade ini akan bertahan sepanjang 24 tahun.

Long menghiraukan kekesalannya sendiri dan spontan melonjak ke pasir untuk ucapkan selamat ke Owens.

Dalam peristiwa itu, ke-2 olahragawan itu berangkulan di depan keramaian pemirsa yang banyaknya lebih dari 100.000 orang. Owens berbisik ke rivalnya: “Kamu menggerakkan saya untuk memberikan yang terbaik.”

Dari mereka, Owens dan Long sudah melebihi rekor Olimpiade awalnya sekitar 5 kali.

“Ini nyaris seperti dongeng – agar dapat melonjak sepanjang itu dalam cuaca ini,” tutur Long pada sebuah interviu dengan media massa Neue Leipziger Zeitung.

“Saya tidak dapat meredamnya. Saya lari ke arahnya. Saya orang pertama kali yang ucapkan selamat padanya, untuk merengkuhnya.”

Reaksi stimulanif Long mengundang perhatian faksi berkuasa Jerman.

Tidak lama sesudah Olimpiade, ibu Long, Johanna, menulis pada buku sehari-hari mengenai peringatan yang dikirimkan Rudolf Hess, wakil Führer Partai Nazi waktu itu.

Menurut Johanna, Long, tulisnya, sudah “terima perintah dari kewenangan paling tinggi” jika ia jangan kembali merengkuh orang kulit hitam.

Long terlambat terdaftar sebagai “tidak sadar ras” oleh pemerintahan Nazi.

Dekapan itu terang membuat geram Nazi, yang kerap memakai citra yang kuat untuk lebih memajukan ideologinya sendiri. Mereka khawatir pertemanan Owens dan Long dapat menghancurkan propaganda ini. Nyaris 90 tahun selanjutnya, pertemanan Owens dan Long adalah cerita Olimpiade yang paling kekal.

“Gerakan kebaikan dan keadilan sentuh hati beberapa orang,” tutur Kellner-Long. “Bersama, Luz dan Jesse nikmati klik here pertemanan spesial di hari itu, memperlihatkan ke dunia jika dalam olahraga dan kehidupan, pertemanan dan rasa hormat ialah hal paling penting, lepas dari background atau warna kulit.”

Stuart Rankin, salah satu cucu Owens, kagum pada signifikansinya dari peristiwa tersebut.

“Saya kerap menjelaskan jika dari semua prestasi kakek saya di Olimpiade 1936, pertemanan yang tidak mungkin dengan Luz Long ialah yang paling saya banggakan dan kagumi,” katanya.

“Untuk mereka, untuk merajut pertemanan itu, pada keadaan semacam itu, pada kondisi semacam itu, di stadion itu, di depan Hitler, itu betul-betul hebat.”