Investasi Pendidikan Sebagai Kunci bagi Indonesia untuk Menjadi Kekuatan Baru di Dunia
Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi salah satu kekuatan baru di dunia, dengan peningkatan produktivitas bangsa sebagai kunci utamanya. Ray Dalio, investor klik disini terkenal dan pendiri Bridgewater Associates, mengungkapkan bahwa salah satu cara utama untuk mewujudkan hal ini adalah melalui investasi di sektor pendidikan.
Dalam wawancara khusus dengan Katadata menjelang Forum Indonesia-Afrika di Bali, Ray Dalio menegaskan bahwa presiden terpilih Indonesia berada dalam posisi yang sangat strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Indonesia memiliki modal yang cukup serta kemauan yang kuat untuk berinvestasi, khususnya dalam pendidikan, yang dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan,” katanya, sebagaimana dikutip ANTARA pada hari Jumat (6/9).
Ray Dalio menyarankan Indonesia untuk mengambil pelajaran dari langkah Deng Xiaoping di China pada tahun 1980-an, ketika China membuka jalan bagi reformasi dan investasi. Ia berpendapat bahwa kebijakan tersebut berhasil menciptakan modal dan gagasan baru yang sangat berharga untuk mengembangkan pendidikan dan produktivitas.
“Dengan menggabungkan pertumbuhan internal dan modal yang cukup, Indonesia dapat melakukan investasi dengan baik dan meraih kenaikan besar dalam produktivitas,” tuturnya, Ray juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
Ray juga mengusulkan penciptaan zona ekonomi khusus di Indonesia, yang dapat berfungsi sebagai laboratorium untuk eksperimen reformasi dan pengembangan ekonomi. Zona ini bisa menjadi lokasi untuk menguji berbagai perubahan dalam kebijakan hukum dan ekonomi, yang bertujuan untuk menarik investasi dan meningkatkan produktivitas nasional.
Meskipun mengakui bahwa reformasi seluruh negara, seperti yang dilakukan Deng Xiaoping di China atau Narendra Modi di India, merupakan tantangan besar, Ray menekankan dua faktor utama yang penting untuk keberhasilan negara: reformasi dan meritokrasi. “Anda perlu menarik talenta dan modal asing untuk berinvestasi dan mengarahkan mereka untuk melakukan reformasi di negara ini,” jelas Ray.
Lebih lanjut, Ray Dalio menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas yang merata. Menurutnya, jika produktivitas hanya terkonsentrasi pada segelintir orang, maka akan ada risiko peningkatan kesenjangan kekayaan dan kesempatan yang dapat memicu masalah sosial.
“Jika produktivitas tidak merata, kesenjangan kekayaan dan kesempatan akan menjadi isu besar bagi bangsa,” tambahnya.
Dengan investasi yang tepat di sektor pendidikan dan penerapan reformasi yang baik, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global di masa depan.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Nevi Zuairina, berpendapat bahwa pemerintah belum mengoptimalkan pengeluaran wajib dengan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN.
Anggaran pendidikan untuk tahun 2023 hanya terealisasi sebesar Rp513,38 triliun dari total anggaran Rp621,28 triliun, atau hanya 16,45 persen dari belanja negara.
“Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dengan arah kebijakan negara terkait pengeluaran wajib dan pembangunan kualitas sumber daya manusia serta pendidikan,” tegas Nevi dalam keterangan pers di Jakarta pada hari Senin (2/9/2024).
Ia menjelaskan bahwa besarnya anggaran pendidikan yang tidak terealisasi sangat ironis di tengah kondisi di mana 4,1 juta anak dan remaja berusia 7-18 tahun tidak bersekolah. “Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia termasuk yang terendah di antara negara-negara G20, dan kesejahteraan guru masih belum memadai,” lanjut politisi Fraksi PKS ini.